1. Lebih Sedikit Waktu untuk "Hands-On"
Sebagai seorang individu yang berprestasi di level teknis, mungkin kamu terbiasa bekerja secara langsung (hands-on) dalam proyek. Kamu terlibat secara mendalam dalam setiap detail dan menikmati proses problem-solving yang kompleks. Namun, saat kamu menjadi manager, fokusmu akan berubah. Sebagian besar waktumu tidak lagi dihabiskan untuk menyelesaikan masalah teknis, tetapi untuk berpikir strategis, mengoordinasikan tim, serta mengatur hubungan dengan departemen lain. Bahkan, kamu juga harus siap terlibat dalam "politik kantor", memediasi kepentingan yang berbeda, dan menjaga stabilitas timmu.Jika kamu merasa bahwa pekerjaan teknis dan eksplorasi detil adalah hal yang paling kamu nikmati, menjadi manager bisa terasa kurang memuaskan. Sebagai seorang leader, kamu lebih banyak berada di level makro, mengarahkan jalannya tim secara keseluruhan daripada terlibat langsung di dalamnya.
2. Mengurus Masalah Orang Lain
Sebelumnya, kamu mungkin hanya perlu fokus pada pekerjaanmu sendiri—melakukan yang terbaik di bidangmu. Namun, sebagai seorang manager, fokusmu akan bergeser dari penyelesaian masalah teknis menjadi penyelesaian masalah manusia. Kamu harus memikirkan bagaimana caranya merekrut anggota tim yang tepat, mengelola performa tim, dan melakukan percakapan sulit ketika ada yang tidak mencapai target.Ini termasuk memberikan feedback yang konstruktif kepada anggota tim yang underperform, menyelesaikan konflik di antara tim, dan membuat mereka merasa termotivasi agar tidak hengkang ke perusahaan lain. Bagi sebagian orang, menangani aspek manusia dari pekerjaan ini bisa terasa rumit dan melelahkan. Jika kamu lebih suka bekerja dengan logika dan data daripada dengan emosi dan kebutuhan manusia, peran ini mungkin terasa cukup menantang.
3. Memprioritaskan Tim di Atas Diri Sendiri
Menjadi seorang manager berarti kamu harus menempatkan kepentingan tim di atas kepentingan pribadi. Ketika ada peluang yang bagus untuk meningkatkan visibilitas dan kredibilitas, kamu perlu memberikan anggota tim kesempatan untuk bersinar, meskipun itu mungkin kesempatan yang ingin kamu ambil sendiri. Sebaliknya, ketika tim melakukan kesalahan, kamulah yang harus bertanggung jawab dan melindungi mereka.Ini adalah salah satu tantangan terbesar dari peran sebagai manager. Kepemimpinan yang baik berarti menjadi pelindung dan pendukung bagi timmu, meskipun itu berarti kamu harus berkorban secara pribadi. Memprioritaskan kepentingan tim di atas dirimu sendiri menunjukkan kedewasaan dan integritas sebagai pemimpin, namun ini bisa menjadi proses yang menantang, terutama jika kamu belum siap untuk berbagi kredit dan menerima kesalahan orang lain.
Udah Siap Jadi Manager?
Menjadi seorang manager bukan hanya soal gaji lebih tinggi atau jabatan yang lebih prestisius, tetapi juga soal tanggung jawab yang lebih besar. Kamu harus siap untuk melepaskan peran teknis dan mengambil peran strategis, mengurus masalah orang lain, dan memprioritaskan kepentingan tim di atas kepentinganmu sendiri.
Jika kamu merasa belum siap untuk menghadapi tantangan ini, mungkin ada baiknya menunda langkahmu menjadi seorang manager. Namun, jika kamu merasa tertarik dan termotivasi untuk tumbuh melalui tantangan ini, mungkin sudah saatnya kamu mempertimbangkan langkah tersebut. Yang pasti, jangan lupa bahwa menjadi manager bukan hanya soal mencapai tujuan pribadi, tetapi juga tentang membantu orang lain tumbuh dan mencapai potensi terbaik mereka.
Sudah siap belum jadi manager? []
0 Komentar