Halo, kamu pernah nggak, merasa kayak dunia sedang berkonspirasi untuk bikin hari kamu jadi super berat? Kayak ada awan gelap yang terus ngikutin ke mana pun kamu pergi. Kalau iya, saya cuma mau bilang: kamu nggak sendirian. Banyak dari kita pernah (atau sedang) merasa kayak gitu, dan kadang, itu lebih tentang kesehatan mental kita daripada sekadar “hari buruk.”
Nah, mari kita bahas kenapa kesehatan mental itu penting, bukan cuma untuk kamu, tapi juga untuk saya, dia, mereka, dan semua orang di sekitar kita. Saya akan coba cerita dengan cara yang santai, kayak ngobrol di coffee shop favorit kamu.
Kesehatan Mental: Bukan Sekadar Isu, Tapi Fondasi Kehidupan
Coba bayangin, kesehatan mental itu kayak akar pohon besar di hutan. Kalau akar itu kuat, pohonnya kokoh, daunnya hijau, dan buahnya lebat. Tapi kalau akarnya busuk atau rapuh, pohonnya gampang tumbang, bahkan oleh angin sepoi-sepoi. Nah, kita ini adalah pohon itu, dan kesehatan mental adalah akarnya.
Mungkin selama ini kita sering denger tentang kesehatan fisik. Olahraga, makan makanan sehat, tidur cukup, dan sebagainya. Tapi gimana dengan kesehatan mental? Padahal, ini fondasi dari segala hal yang kita lakukan. Mulai dari cara kita berpikir, merasakan, sampai mengambil keputusan, semua itu dikendalikan oleh kondisi mental kita.
Misalnya nih, seorang blogger yang sering bikin konten untuk pembaca setianya. Kalau mentalnya lagi nggak stabil, dia mungkin merasa stuck, nggak ada ide, atau malah malas nulis. Hasilnya? Blog yang biasanya rame jadi sepi karena kontennya jarang update.
Saya pernah berada di posisi di mana kesehatan mental saya benar-benar diuji. Malam itu, saya lagi nge-scroll media sosial, ngeliat orang-orang ngeposting pencapaian mereka. Ada yang baru beli rumah, ada yang lagi jalan-jalan ke luar negeri, dan ada yang sukses bikin bisnis. Saya? Lagi pusing karena deadline kerjaan yang menumpuk padahal tanggal gajian masih jauh dan gaji juga (ehem) gak besar-besar amat, beda tipis sama UMR lah ya.
Pikiran saya langsung berlari liar. Kenapa saya nggak bisa kayak mereka? Apa yang salah dengan hidup saya? Malam itu, saya nggak bisa tidur. Rasanya kayak ada suara kecil di kepala yang terus nyalahin saya atas segala hal yang belum saya capai.
Pernah nggak kamu merasa kayak gitu? Kalau iya, percayalah, itu adalah alarm kecil dari tubuh kita yang bilang: “Hey, kamu butuh istirahat, nggak cuma fisik, tapi juga mental.”
Saya tahu, di budaya kita, kesehatan mental sering dianggap remeh. Ada stigma yang bilang, “Ah, kamu cuma kurang bersyukur,” atau “Jangan manja, hidup memang berat.” Padahal, kesehatan mental bukan soal kuat atau lemah. Itu adalah soal bagaimana kita merawat diri kita sendiri.
Coba deh bayangin, kamu lagi nyetir mobil dan lampu indikator bahan bakar menyala. Apa yang akan kamu lakukan? Tentu kamu bakal cari pom bensin, kan? Tapi, kalau tubuh kamu yang kasih sinyal bahwa kamu sedang “kehabisan bahan bakar,” kenapa seringnya malah kita abaikan?
Saya bukan ahli meski background pendidikan saya psikologi, tapi ada beberapa hal yang benar-benar membantu saya menjaga kesehatan mental yang mungkin bisa kamu ikutin.
Menulis sebagai Terapi. Sebagai blogger, menulis adalah cara saya mengeluarkan isi kepala. Kadang, saya nggak nulis untuk pembaca, tapi untuk diri sendiri. Saya menuangkan semua kekhawatiran, mimpi, bahkan hal-hal kecil yang bikin saya bahagia. Ternyata, menulis itu seperti membersihkan debu di sudut-sudut hati.
Mencari Dukungan. Ada masa di mana saya merasa terlalu berat untuk menghadapi semuanya sendirian. Waktu itu, saya mulai cerita ke teman dekat, dan ternyata, mereka mendengarkan dengan baik. Bahkan, saya juga pernah konsultasi dengan psikolog (kebetulan dosen sendiri), dan itu adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya.
Mengatur Ekspektasi. Dulu, saya sering banget menetapkan target yang terlalu tinggi. Akibatnya, kalau gagal, saya jadi stres sendiri. Sekarang, saya belajar untuk lebih realistis. Saya selalu bilang ke diri sendiri, “Kamu boleh berusaha keras, tapi jangan lupa beri ruang untuk bernapas.”
Kesehatan Mental dan Produktivitas: Dua Sisi Mata Uang
Pernah dengar istilah “burnout”? Ini adalah kondisi di mana kamu merasa lelah secara fisik, emosional, dan mental karena tekanan yang terus-menerus. Sebagai blogger, saya pernah ngalamin itu. Rasanya kayak kamu sudah nggak punya energi untuk menulis, bahkan ide-ide yang biasanya mengalir deras pun mendadak mampet.
Waktu itu, saya sempat berpikir, “Kalau saya istirahat, pembaca saya mungkin akan pergi.” Tapi ternyata, istirahat itu justru menyelamatkan saya. Ketika saya kembali, ide-ide baru muncul, tulisan saya lebih fresh, dan pembaca saya tetap ada.
Kamu juga perlu tahu, menjaga kesehatan mental nggak bikin kamu malas atau kurang ambisius. Justru, itu bikin kamu lebih fokus dan produktif.
Bayangin kalau hidup ini adalah sebuah taman. Kamu adalah tukang kebunnya. Kalau kamu cuma fokus menyiram bunga dan lupa merawat tanahnya, lama-kelamaan bunga itu akan layu. Nah, metafora ini mengibaratkan bahwa kesehatan mental adalah tanahnya. Kalau tanahnya subur, taman kamu akan tumbuh indah.
Jadi, jangan cuma sibuk menyenangkan orang lain atau mengejar target, tapi lupa untuk merawat “tanah” kamu sendiri.
Kesehatan mental adalah perjalanan, bukan tujuan. Nggak ada yang namanya “mental yang sempurna,” karena kita semua adalah manusia dengan emosi yang naik turun. Tapi, yang penting adalah kita sadar bahwa itu perlu dirawat.
Kamu bisa mulai dari hal kecil:
- Luangkan waktu 5 menit untuk merenung, atau meditasi untuk yang terbiasa, atau ya… sekadar menarik napas dalam-dalam.
- Catat tiga hal yang kamu syukuri hari ini.
- Jangan takut untuk bilang “tidak” kalau kamu merasa terlalu banyak tekanan.
Kamu adalah orang paling penting dalam hidup kamu. Kalau kamu nggak menjaga diri sendiri, siapa lagi yang akan melakukannya? Punya kesehatan mental yang sehat adalah hadiah terbaik yang bisa kamu beri untuk diri sendiri.
Jadi, mulai sekarang, yuk lebih peduli sama kesehatan mental kita. Karena ketika pikiran kita sehat, semuanya terasa lebih ringan. Kamu dan saya bisa jadi versi terbaik dari diri kita, dan dunia ini pun terasa lebih cerah. Insya Allah…
29 Komentar
Setuju dengan pemikiran kakak, kesehatan mental saat ini dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Apalagi diera digitalisasi yang menyuguhkan berbagai hal yang fatamorgana, banyak orang pamer pencapean ini, makan disini, berada ditempat ini. Kontrol diri sangat dibutuhkan sehingga orang tidak terjatuh pada pinjol, judi online, game online sebagai pelampiasan untuk memenuhi keinginan seperti yang ia lihat di media sosial.
BalasHapusSemoga kita diberikan kesehatan dan rezeki yang banyak lagi berkah, aamiin. Terima kasih untuk komentarnya :)
HapusSaya serasa punya kekuatan lagi dan siap bermimpi lagi Mas.🙏
BalasHapusWah yang bener?!
HapusSyukur lah.. semoga istiqomah selalu, ya :D
Sangat menginspirasi kang. Kesehatan mental memang hal yang utama.dan harus senantiasa dijaga.
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih kak Irma :)
HapusKesehatan mental sangat menunjang produktifitas, sayangnya samapai sekarang masih banyak yang mengabaikan. Artikel-artikel seperti ini sangat membantu untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai kesehatan mental di tengah dunia yang menuntut orang bekerja tanpa henti.
BalasHapusTerima kasih, semoga senantiasa diberikan kesehatan untuk kita, aamiin.
HapusTernyata menjaga kesehatan mental sangatlah penting untuk meningkatkan produktifitas dan semangat kita dalam mengerjakan suatu hal
BalasHapusIbarat akar pada pohon, sepenting itulah kira-kira kesehatan mental mas :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMasya Allah tulisan yang keren kak, terimakasih remindernya...Kesehatan mental penting tuk dijaga diantaranya dengan dzikir mengingat Allah hati tenang...lebih efisien mengerjakan pekerjaan, cepat selesai dan bahagianya hati ini...semoga Allah mudahkan Aamiin
BalasHapusAamiin ya Robbal'alamin
Hapussaya tertampar dg kalimat: Jangan hanya menyenangkan orang lain, tapi tidak merawat 'hati/perasaan' sendiri.
BalasHapusSerasa diingatkan untuk lebih memperhatikan kondisi mental sendiri, alih-alih pusing memikirkan perasaan orang lain. Terima kasih Kang Aan...
Karena kamu penting.. jadi, jangan lupakan dirimu juga. :)
Hapusterima kasih banyak kang sangat bermanfaat sekali, jadi seperti di charge kembali rasa kepercayaan dan kepedulian terhadap diri sendiri bahwa kita pasti bisa menjadi sesuatu yang lebih baik lagi di kehidupan
BalasHapussama-sama.. terima kasih, semoga makin percaya dan pedulu thd diri sendiri. semangat!
HapusKesehatan mental lagi banyak di gaung"kan, entah apa krn gen Z yg menjadikan pembahasan ini
BalasHapusSelalu trending topik. Terlepas dari apapun,kesehatan mental ternyata berpengaruh besar terhadap produktifitas kerja. Terimakasih ka, tulisan kakak bikin kita bisa merefleksikan diri dengan apa yg terjadi dng kehidupan yg dijalani saat ini
sama-sama.. apakah nyi incen adalah gen z? :D
HapusTerima kasih Kak sudah menyadarkanku. Kadang kita tau teorinya buat gak ngebandingin sama pencapaian orang lain tapi untuk menjalankannya ternyata gak semudah itu. Alhamdulillah dari artikel ini saya dapet insight agar semangat nulis buat ngurangin kebisingan dikepala ini.
BalasHapussemangat terus ya... turunkan narasi langitmu selayaknya hujan berkah untuk bumi
HapusSetuju sih dengan pendapat kakak, soalnya jika fisik sudah kuat tapi mental kita sudah merasa capek, kita malah tidak bisa mengerjakan sesuatu secara maksimal. Dan, akhirnya malah mager.
BalasHapusterima kasih.. semoga dijauhkan deh dari mager :D
HapusPendekatannya yang mendalam dan penjelasan yang jelas membantu saya dalam memahami bahwa merawat kesehatan mental adalah tanggung jawab kita semua
BalasHapusSalam sehat selalu ^^v
HapusMakasih, kak, atas ilmunya
BalasHapusSama-sama, semoga jadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin
HapusTerima kasih Kak sharingnya. Saya sering mendengar istilah 'Manage your expectations' Setuju bahwa itu satu cara untuk mengelola stress.
BalasHapusSama-sama, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan selalu. Aamiin
Hapus