Halo pembaca, apa kabar? Semoga hari-harimu menyenangkan dan penuh semangat. Saya Aan Sopiyan, dan saya ingin mengajakmu mengenal perjalanan hidup yang telah membentuk saya hingga saat ini. Perjalanan ini bukan hanya tentang angka tahun atau tempat yang pernah saya kunjungi, melainkan cerita tentang bagaimana saya belajar, tumbuh, dan menemukan jalan untuk menginspirasi banyak orang—termasuk kamu.
Mari kita mulai dari awal. Sejak 2007, saya sudah berkenalan dengan dunia blog. Waktu itu, blog adalah media yang menarik perhatian banyak orang untuk berbagi cerita, pemikiran, dan pengalaman. Blog pertama saya? Mungkin kalau kamu baca sekarang, akan terasa sedikit lucu dan penuh dengan kebingungan anak muda. Tapi itulah momen di mana saya menyadari bahwa menulis adalah cara untuk meninggalkan jejak. Setiap kata yang saya tulis adalah sebuah jejak yang saya tinggalkan di dunia maya, harapan bahwa seseorang di luar sana akan membaca dan terinspirasi.
Tahun 2007 itu tahun saya tamat SMA, saya kemudian melanjutkan pendidikan di bidang yang mungkin tak terlalu berkaitan langsung dengan tulis-menulis, yaitu Teknik Hardware Komputer. Di sana, saya belajar banyak hal teknis—mulai dari merakit komputer hingga memahami bagaimana mesin di dalamnya bekerja. Tapi jangan salah, meskipun ini tampak jauh dari dunia kreatif, justru dari sini saya mulai memahami bahwa kreativitas bisa muncul dari mana saja. Seperti merakit komputer yang membutuhkan logika dan kejelian, menulis juga butuh itu. Setiap kalimat, setiap cerita, adalah rangkaian komponen yang perlu dirangkai dengan hati-hati.
Tahun 2010, kesempatan baru datang. Saya bergabung dengan salah satu NGO besar di Bandung, dan itulah awal mula perjalanan saya di dunia pemasaran digital. Bayangkan, saya yang awalnya hanya menyukai menulis, kini harus memahami bagaimana internet bisa menjadi alat yang kuat untuk menyebarkan pesan. Saya belajar strategi, taktik, dan teknik yang membuat saya terlibat dalam kampanye internet marketing. Tak terasa, empat tahun kemudian, tepatnya di 2014, saya dipromosikan menjadi Branch Manager untuk ditempatkan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Rasanya seperti terbang tinggi, tapi saya tahu, ini bukan sekadar soal jabatan. Ini adalah tanggung jawab yang besar.
Di tengah semua itu, ada panggilan lain yang tak bisa saya abaikan—psikologi. Pada tahun 2013, saya kembali ke bangku kuliah, kali ini mengambil jurusan Psikologi. Kenapa? Karena saya percaya, di balik setiap tindakan manusia ada alasan yang lebih dalam. Psikologi memberikan kacamata baru bagi saya untuk memahami tidak hanya diri sendiri, tapi juga orang lain. Bagaimana cara mereka berpikir, merasa, dan mengambil keputusan. Dan ini sangat membantu saya dalam pekerjaan, karena pada dasarnya, pemasaran adalah tentang memahami orang.
Tahun 2016, saya memutuskan untuk pindah haluan, saya bergabung dengan perusahaan manufaktur. Di sana, saya menjajal berbagai peran—dari content specialist, digital marketing, hingga human capital. Ini seperti menambah lapisan demi lapisan pada diri saya lagi. Pekerjaan ini memperkaya perspektif, hingga saya memutuskan untuk resign pada akhir 2018 dan mencoba dunia baru—wirausaha. Namun, seperti pepatah, "Setiap langkah adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar." Usaha ini memberikan banyak pelajaran tentang kemandirian, kegagalan, dan cara bangkit kembali.
Setelah beberapa tahun menjadi pengusaha, saya merasa panggilan untuk kembali ke dunia filantropi terlalu kuat untuk diabaikan. Pada tahun 2021, saya bergabung kembali dengan salah satu NGO global yang beroperasi di tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Palestina. Kali ini, saya dipercaya memimpin unit marketing online dan media hingga 2023. Bekerja di sini bukan hanya tentang menjalankan strategi pemasaran, tetapi juga tentang bagaimana menyentuh hati banyak orang dengan pesan-pesan kemanusiaan.
Dan Tahun 2024, saya berlabuh kembali di Bandung, Jawa Barat, sebagai Marketing Manager di salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional. Kembali ke filantropi seolah membawa lingkaran penuh dalam hidup. Saya merasa semua pengalaman yang telah saya lalui selama bertahun-tahun memberikan satu benang merah yang kuat—keinginan untuk berbagi, membantu, dan menginspirasi.
Menjadi penulis, pemikir kreatif, pegiat psikologi, dan pemasar digital adalah kombinasi unik yang membuat saya semakin haus untuk belajar. Dunia ini seperti sebuah lautan pengetahuan, dan saya ingin terus menyelam lebih dalam. Mungkin kamu bertanya-tanya, apa yang membuat saya tetap gigih? Jawabannya sederhana: impian. Saya percaya, setiap orang punya mimpi besar, dan mimpi itu layak untuk dikejar.
Menulis bagi saya bukan hanya tentang kata-kata. Menulis adalah cara untuk menenun mimpi, memberi makna pada pengalaman, dan membuka jendela bagi orang lain untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Setiap kali saya menulis, saya berharap ada setitik cahaya yang menerangi jalan. Bahwa dalam setiap paragraf, ada sesuatu yang bisa pembaca bawa pulang—sesuatu yang bisa menggerakkanmu untuk terus maju.
Kamu tahu, hidup ini seperti buku. Ada bab-bab yang penuh dengan kesulitan, tapi juga ada bab-bab yang dipenuhi dengan kemenangan. Jika saat ini kamu merasa berada di bagian yang sulit, ingatlah bahwa itu hanya sementara. Seperti cerita yang selalu berkembang, bab berikutnya mungkin adalah saat di mana kamu menemukan jawaban, kebahagiaan, atau mungkin, inspirasi.
Saya ingin menginspirasi banyak orang, termasuk pembaca semua. Saya ingin kamu percaya bahwa tak peduli seberapa sulit jalan di depan, selalu ada cara untuk mencapai impian. Kamu hanya perlu terus bergerak, terus belajar, dan yang paling penting, jangan pernah menyerah. Karena di ujung jalan itu, ada sebuah cerita yang menunggu untuk ditulis—ceritamu.
Jadi, mari kita berjalan bersama di jalan ini. Saya, kamu, dan mimpi-mimpi yang belum kita wujudkan. Ingat, setiap perjalanan dimulai dengan langkah pertama. Dan langkahmu sudah dimulai sejak kamu membaca tulisan ini. Teruslah belajar, teruslah bermimpi, dan jangan berhenti sampai kamu mencapainya.
Ini adalah kisah saya, dan saya harap, ini juga bisa menjadi bagian dari kisahmu.
Bandung, September 2024
Aan Sopiyan, S.Psi
0 Komentar